Article Detail
2017_ Senam Bersama
Jumat, 21 Juli 2017. Hari ini merupakan hari Jumat pertama di tahun ajaran 2017/2018. Seperti biasa TK-SD-SMP Tarakanita 3 setiap hari Jumat selalu mengawali kegiatan belajar mengajar dengan senam pagi bersama. Senam pagi bersama dilaksanakan serentak di halaman sekolah. Senam pagi bersama bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan, dan menjaga keseimbangan jasmani dan rohani seluruh warga sekolah. Semoga masyarakat luas termasuk kita peduli untuk berolah raga, agar rakyat Indonesia semakin sehat dan sejahtera.
Pada abad kedua masehi Pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis menuliskan “Mens sana in corpore sano” tertulis dalam Satire X. “Mens sana in corpore sano” dapat diterjemahkan menjadi “Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”
“Mens sana in corpore sano” kemudian dijadikan jargon olahraga dan kesehatan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Untuk mendapatkan tubuh yang kuat dan sehat kita perlu berolahraga. Bila badan kita kuat dan sehat maka jiwa kita pun sehat. Kalau jiwa sehat, pikiran pun jernih. Tapi kalau jiwa kita sakit, pikiran jernih pun terbang, logika menghilang. Dengan kata lain, fisik dan mental yang kuat, jasmani dan rohani yang sehat, akan menghasilkan individu-individu tangguh, dan muaranya adalah sebuah bangsa yang hebat dan diperhitungkan.
Presiden pertama RI, Bung Karno, menerjemahkan jargon itu dalam program “Olahraga untuk Nation and Character Building.” Tekadnya tak tanggung-tanggung, “Jadikan Indonesia salah satu dari 10 besar (the big ten) dunia di bidang olahraga melalui pembinaan olahraga di SD/SLTP/SLTA, karena di sini terdapat bibit-bibit olahragawan, calon-calon juara di kemudian hari.”
Di era kepemimpinan Presiden Soeharto, bangsa kita memiliki pula jargon “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat.” Senam Kesegaran Jasmani tahun 1988 (SKJ 88), menjadi bagian kampanye pemerintah Orde Baru dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Gerakan ini dimaksudkan untuk mencetak generasi yang sehat dan kuat. Didukung oleh gaya kepemimpinan ketika itu, maka jargon olahraga Orde Baru ini dalam tempo singkat langsung populer dari Sabang sampai Merauke.
Akhir-akhir ini semangat mens sana in corpore sano itu tergerus oleh semangat materialistik yang amat berlebihan sehingga prestasi di bidang olah raga kurang memuaskan. Kasus korupsi “Hambalang” juga menambah keterpurukan kesehatan dunia olah raga di Indonesia.
Senam pagi atau olah raga bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan, dan menjaga keseimbangan jasmani dan rohani seluruh warga sekolah. Semoga ke depannya masyarakat luas termasuk kita peduli untuk berolah raga, agar rakyat Indonesia semakin sehat dan sejahtera.
“Mens sana in corpore sano,” artinya ,“di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”
2017_ Senam Bersama
Jumat, 21 Juli 2017. Hari ini merupakan hari Jumat pertama di tahun ajaran 2017/2018. Seperti biasa TK-SD-SMP Tarakanita 3 setiap hari Jumat selalu mengawali kegiatan belajar mengajar dengan senam pagi bersama. Senam pagi bersama dilaksanakan serentak di halaman sekolah. Senam pagi bersama bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan, dan menjaga keseimbangan jasmani dan rohani seluruh warga sekolah. Semoga masyarakat luas termasuk kita peduli untuk berolah raga, agar rakyat Indonesia semakin sehat dan sejahtera.
Pada abad kedua masehi Pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis menuliskan “Mens sana in corpore sano” tertulis dalam Satire X. “Mens sana in corpore sano” dapat diterjemahkan menjadi “Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”
“Mens sana in corpore sano” kemudian dijadikan jargon olahraga dan kesehatan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Untuk mendapatkan tubuh yang kuat dan sehat kita perlu berolahraga. Bila badan kita kuat dan sehat maka jiwa kita pun sehat. Kalau jiwa sehat, pikiran pun jernih. Tapi kalau jiwa kita sakit, pikiran jernih pun terbang, logika menghilang. Dengan kata lain, fisik dan mental yang kuat, jasmani dan rohani yang sehat, akan menghasilkan individu-individu tangguh, dan muaranya adalah sebuah bangsa yang hebat dan diperhitungkan.
Presiden pertama RI, Bung Karno, menerjemahkan jargon itu dalam program “Olahraga untuk Nation and Character Building.” Tekadnya tak tanggung-tanggung, “Jadikan Indonesia salah satu dari 10 besar (the big ten) dunia di bidang olahraga melalui pembinaan olahraga di SD/SLTP/SLTA, karena di sini terdapat bibit-bibit olahragawan, calon-calon juara di kemudian hari.”
Di era kepemimpinan Presiden Soeharto, bangsa kita memiliki pula jargon “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat.” Senam Kesegaran Jasmani tahun 1988 (SKJ 88), menjadi bagian kampanye pemerintah Orde Baru dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Gerakan ini dimaksudkan untuk mencetak generasi yang sehat dan kuat. Didukung oleh gaya kepemimpinan ketika itu, maka jargon olahraga Orde Baru ini dalam tempo singkat langsung populer dari Sabang sampai Merauke.
Akhir-akhir ini semangat mens sana in corpore sano itu tergerus oleh semangat materialistik yang amat berlebihan sehingga prestasi di bidang olah raga kurang memuaskan. Kasus korupsi “Hambalang” juga menambah keterpurukan kesehatan dunia olah raga di Indonesia.
Senam pagi atau olah raga bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan, dan menjaga keseimbangan jasmani dan rohani seluruh warga sekolah. Semoga ke depannya masyarakat luas termasuk kita peduli untuk berolah raga, agar rakyat Indonesia semakin sehat dan sejahtera.
“Mens sana in corpore sano,” artinya ,“di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”
-
there are no comments yet